Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Terakhir Bersama Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Selasa, 04 Mei 2021 merupakan kuliah pertemuan kesembilan mata kuliah filsafat ilmu untuk Program Studi Pendidikan Matematika Intake 2020/2021 kelas D.
Kuliah dibuka dengan
berdoa bersama menurut keyakinan masing-masing, lalu dosen mengingatkan untuk
mengisi daftar hadir di whatsapp dan juga online.
Misal, “Metode
Filsafat”.
Sifat filsafat yakni
tidak perlu heran apabila diulang, merasa bersyukur apabila terulang, dan tidak
bosan-bosannya untuk mengulang.
Pertama kali kita bisa
menelusuri metode filsafat itu dari hakikat filsafat atau ontologisnya. Metode
filsafat dari metode filsafat atau epistimologinya, metode filsafat dari etik
dan estetika yaitu aksiologinya. Karena tidak ada epistimologis tanpa aksiologi
dan ontologi, tidak ada ontologi tanpa epistimologi dan aksiologi, tidak ada
aksiologi tanpa ontologi dan epistimologi. Maka, semua perkara, semua hal
selalu terkait pada 3 pilar yakni hakikat, pendekatan / metode, dan manfaat.
Yang lain-lain adalah pikiran manusia, karena filsafat adalah olah pikir.
Metodologi berdasarkan
ontologinya yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Setelah yang ada dan yang
mungkin ada adalah sifat yang mempunyai sifat atau metafisik. Jadi, yang ada
dan yang mungkin ada itu adalah sifat.
Sifat yang mempunyai
sifat yang merupakan sifat.
Kedepan tidak berhenti,
kebelakang tidak berhenti. Kekiri tidak berhenti, kekanan tidak berhenti.
Kebawah tidak berhenti, keatas tidak berhenti. Kedepan, kekiri, kebawah hanya
berhenti dengan kuasa Tuhan.
Metode berpikir dari
sisi yang ada dan yang mungkin ada itu dibagi dua, yakni yang ada itu fatal,
dan yang mungkin ada itu vital. Yang ada sebagai takdir, dan yang mungkin ada
sebagai ikhtiar atau potensi. Takdir dan potensi bisa tetap dan berubah. Bagi
Tuhan itu semuanya, dan bagi manusia takdri itu adalah yang sudah atau yang
terpilih. Bagi manusia ikhtiar itu yang belum atau memilih. Bagi Tuhan semua
adalah ketetapannya, tidak ada yang bisa membantah.
Yang tetap maupun yang
berubah itu punya strukturnya. Jadi ada struktur takdir, ada struktur ikhtiar.
Bagi manusia struktur takdir bersifat tetap, karena manusia. Sedangkan struktur
ikhtiar bersifat tetap dan bersifat berubah. Menurut kodratnya atau kuasa Tuhan
struktur takdir bisa tetap dan bisa berubah sesuai dengan kuasa Tuhan.
Struktur itu ontologi,
padahal tidak ada ontologi tanpa epistimologi, maka struktur itu ontologi,
epistimologi, aksiologi. Struktur hidup yang paling sederhana adalah fatal dan
vital, apabila pikiran manusia struktur yang sederhana adalah bentuk dan
substan atau wadah dan isi.
Karena pikiran manusia
ada dua yakni yang tetap dan yang berjalan, maka struktur pun ada yang tetap da
nada yang berjalan.
Apabila saya ngomong
ini itu ontologi, tetapi apabila saya ngomong ontologi itu juga sebagai
epistimologi. Oleh karena itu, apabila struktur itu tetap maupun berjalan maka
dia adalah meliputi yang ada dan yang mungkin ada, Kenapa ? Karena pikiran
manusia, di atasnya adalah kuasa Tuhan. Kuasa Tuhan meliputi pikiran manusia,
hati manusia, hidup manusia, keselamatan manusia, dan seterusnya.
Jadi, apabila mengalir
dalam ruang dan waktu maka ada aliran atau perjalanan struktur dalam ruang dan
waktu, yaitu perjalanan yang paling sederhana tadi adalah forma atau bentuk dan
substan atau isi. Isi adalah ikhtiarnya, maka bentuk atau forma adalah
takdirnya. Manusia itu beraktivitas, berfitrah di dalam takdir yang diciptakan
Tuhan, bahwa manusia hidup di dunia ini.
Jikalau kemudian kita
berpikir, kemudian wadah atau isi menurut siapa dan berapa jumlahnya dan
bagaimana, maka jika kita berbicara mengenai wadah da nisi itu sebagai objek
pikiran manusia, maka ada dua macam objek yakni objek di dalam pikiran dan
objek di luar pikiran.
Contoh saya memegang
remote, nah Anda melihat remote ini ada di luar pikiran Anda, tetapi setelah
saya turunkan saya off kan dari pandangan Anda, maka masih bisa melihat, masih
bisa menyatakan bahwa remotenya pak Marsigit itu warnanya hitam. Kenapa bisa
mengatakan ? Karena remote itu sudah ada berada dalam pikiran Anda. Jadi,
ketika Anda berpikir memikirkan objek, maka objek itu bisa berada di dalam
pikiran, bisa berada di luar pikiran, dan bisa berada di kedua-duanya dalam
pikiran.
Ketika Anda bermimpi
(tidur) maka objek mimpi itu ada di dalam pikiran Anda. Jika yang ada Cuma satu
maka filsafatnya monoisme, maka bagi orang yang percaya Tuhan itu satu maka
dikatakan dia monoteisme atau monoisme. Kalau percaya yang ada itu dua maka
disebut dualisme. Monoisme sebagai hakikat maka kita menemukan ada ontologi
monisme, ada epistimologi monoisme, ada aksiologi monoisme. Jadi, dunia
monoisme itu lengkap, ada ontologi, aksiologi, dan epistimologinya, demikian
juga dunia dualism juga lengkap.
Apabila saya mengatakan
monoisme atau berbicara mengenai filsafat monoisme maka mengandung arti apakah
itu ontologi, apakah itu epistimologi, dan apakah itu aksiologi. Ontologi dalam
filsafat bisa juga sama menurut Plato yakni ada ontologi filsafat, ada
epistimologi filsafat, dan aksiologi filsafat.
Dua berarti dualisme,
banyak berarti pluralisme. Apabila yang dipikirkan objek pikir itu banyak maka
itu pluralise. Jadi, orang Jepang yang percaya Tuhan itu banyak, ada Tuhan
laut, Tuhan gunung, Tuhan matahari, Tuhan bumi, dsb maka ia berarti menganut pluralisme.
Dunia pluralisme ada
ontologi, ada epistimologi, da nada aksiologinya. Aksiologinya adalah etik dan
estetika. Etik dan estetika yang dianggap bermanfaat dan yang dianggap baik.
Jadi, yang dianggap bermanfaat dan baik bagi orang Jepang berbeda dengan orang
Indonesia yang pada umumnya percaya bahwa Tuhan itu Yang Maha Esa. Jadi,
apabila kita membangding-bandingkan tidak bisa karena secara ontologi,
epistimologi, dan aksiologi buktinya berbeda karena Indonesia Mono dana Jepang
pluralisme.
Pancasila filsafatnya
adalah monodualisme. Monodualisme dalam pancasila adalah hablum minallah dan
hablum minannas. Manusia hidupnya untuk beribadah kepada Tuhan tapi dia harus
bersosialisasi dengan sesame manusia. Negara lain tidak ada yang berlandaskan
monodualisme. Jadi apabila mencintai orang Indonesia, Negara NKRI dari sabang
sampai merauke maka kita harus tahu bahwa filsafatnya berlandasakan
monodualisme.
Isme meliputi semuanya.
Misal, apabila pusatnya hp maka kita bisa membuat filsafat hpisme, kalau
pusatnya makanan kita bisa membuat filsafat makananisme, kalau pusatnya
keluarga maka kita bisa membuat filsafat keluargaisme. Itulah makna filsafat
yang berarti dirimu sendiri.
Apabila kita sudah
mengetahui isme itu adalah pusat maka bisa menjadi dua kemungkinan yakni isme
itu baik dan isme itu berbahaya. Jadi, humanisme dalam filsafat artinya
berpusat pada manusia, hal itu menjadi berbahaya sebab minggirkan Tuhan. Kalau
bepusat pada Tuhan teisme ilmunya menjadi teologi, filsafatnya menjadi teisme
berpusat pada Tuhan. Apabila berpusat pada material yakni orang-orang yang
tidak percaya pada Tuhan atau orang komunis zaman dahulu berarti materialisme.
Kalau hidupnya hanya
berpusat pada modal atau kapital maka kapitalisme. Kalau hidupnya hanya mencari
untung saja maka yutilianisme. Kalau hidupnya yang dituntut hanya merdeka saja
maka namanya liberalisme. Kalau hidupnya menyesuaikan dengan keadaan maka
namanya relatifisme. Kalau hidupnya hanya mengandalkan pikiran maka namanya
rasionalisme. Kalau hidupnya hanya mengandalkan pengalaman maka namanya
empirisisme. Kalau hidupnya hanya mengandalkan ilmu pengetahuan saja maka
namanya saintisism. Kalau ilmunya mengandalkan metode penelitian saja maka
namanya positifism. Kalau hidupnya mengandalkan kerjasama maka namanya kolaborationisme.
Kalau hidupnya itu percaya bahwa segala sesuatu punya landasan maka namanya
pondasionalism.
Ilmu yang bersifat
intuitif itu anti pondasionalism, hidupnya selalu absolut artinya yang benar
hanya diri sendiri dan orang lain salah maka namanya absolutism. Kalau hidup
berpusat pada masyarakat maka namanya sosialism. Demikian seterusnya secara
ontologis Menurut Pak Marsigit semua bisa dibuat fism.
Ism-ism ada
ontologinya, ada epistimologinya, dan ada aksiologinya. Bisa dimungkinkan
seseorang filsuf menonjol pada bidang ontologi daripada ism, ada yang lain
menonjol daripada ontologi daripada epistimologi daripada aksiologi daripada
ism.
Bahasa adalah ilmu yang
dekat dengan filsafat, karena merupakan alat dan bahasa berfilsafat adalah
bahasa analog, karena bahasa analog lebih dari bahasa kiasan.
Yang lebih dekat lagi
dari filsafat adalah matematika, Kenapa ? Karena matematika itu mencari
kebenaran, metode untuk mencari kebenaran maka matematika dapat dipandang
sebagai salah satu metode filsafat yaitu epistimologinya.
Kalau matematika
dianggap sebagai permainan bahasa maka itu semakin menyatu kembali antara
matematika dan bahasa.
Struktur yang paling
sederhana adalah forma dan substan. Forma adalah bentuk, forma adalah wadah,
forma adalah forma, forma adalah teorema, forma adalah aturan, forma adalah
rumus, forma adalah aksioma, forma adalah definisi, forma adalah kesepakatan,
forma adalah kuasa Tuhan, forma adalah perintah Tuhan dst. Sedangkan substan
adalah isinya, substan itu kontennya, forma adalah yang terpilih maka substan
adalah yang memilih, jadi substan itu isinya.
Substan itu realita,
Substan itu objek. Forma itu subjeknya kalau
substan itu objeknya. Substan dan forma itu berstruktur-struktur bisa
strukturnya monoisme, bisa struktur dalam duaisme, pluralism, relatifism,
absolutism, dst berjalan di dalam ruang dan waktu yang hidup membangun
keseluruhan daripada hidup yang disebut hermenetika, hermen yaitu dewa Yunani
yang artinya meneterjemahkan maka hermenentika artinya meneterjemahkan dan diterjemahkan.
Kalau sudah berjalan dalam ruang dan waktunya maka struktur menjadi berkembang,
berkembangnya ada dua arah yaitu intensi dan ekstensi.
Intensi berarti ke
dalam dan pilihan sedangkan ekstensi adalah pilihan dan keluasan. Maka struktur
hidup menjadi lebih kompleks, tidak hanya sesederhana substan tapi struktur
hidup ada dunia dan akhirat. Akhirat wadah maka dunia isinya, kalau dianggap
isinya itu wadah maka akhirat adalah isinya demikian sebalikanya, karena
tiadalah isi tanpa wadah dan tiadalah wadah tanpa isi walaupun maksudnya isi
daripada wadah yang lain, wadah dari isi yang lain. Tetapi, kita tidak bisa
mengatakan sesuatu hanya wadah dan sesuatu hanya isi. Secara metafisik berarti
infinit regres artinya maju tidak selesai, mundur tidak selesai Kenapa ? Karena
kita manusia diberi karunia yang terbatas, keterbatasan manusia adalah karunia
yang wajib disyukuri. Kalau kita tidak diberi keterbatasan justru kita tidak
bisa hidup dan berkomunikasi.
Apabila meminta
pertolongan kepada Tuhan apapun itu maka harus sesuai dengan akal dan pikiran.
Struktur itu berkembang dan berjalan bisa menjadi tiga, empat, atau menjadi tak
berhingga. Kenapa struktur bisa menjadi tak berhingga ? Karena struktur
ekstensi dan intensi berjalan menurut metafisika, yang dalam mengikuti
kedalamanya yang tidak pernah berakhir, yang ke atas semuanya tidak pernah
berakhir dan berakhirnya adalah kuasa Tuhan. Maka orang perlu memiliki banyak
catatan, bicara perlu banyak keterangan supaya paham, karena apabila levelnya
pikiran manusia maka hidup itu tidak ada akhirnya dan tidak ada awalnya, Kenapa
? karena manusia tidak mampu memikirkannya.
Apabila sudah naik ke
spiritualitas hidup itu ada akhir dan awal yaitu ciptaan Tuhan. Apabila hal itu
digabungkan menjadi kontradiksi, menjadi sumber hoaks dan disalahkan.
Sesuatu itu
mengikutinya dimensinya. Hidup ini ternyata berdimensi, bertruktural,
berhirarki. Horizontal ekstensi tidak ada batasnya yaitu bersifat metafisik
disebut infinit regres karena masih pikiran manusia. Sedangkan kalau sudah kuasa
Tuhan semua bisa dibatasi tergantung daripada kuasa Tuhan.
Manusia ada yang
namanya struktur material, struktur formal, struktur pengetahuan, struktur
spiritual, maka dalam buku filsafat ada yang menulis bahwa struktur hidup
manusia ada empat yakni material, diatas lagi formal, diatas lagi normatik, dan
diatas lagi spiritual.
Material adalah
realitanya atau benda-benda konkret, formal adalah aturannya, normatik adalah
ilmunya termasuk filsafat, dan spiritual adalah kuasa Tuhan.
Kalau kita bergeser ke
samping maka kita akan menemukan realistik matematik, realistik matematik
memiliki dua struktur yaitu matematika horizontal dan matematika vertikal. Matematika horizontal
adalah matematika yang realistis, sedangkan matematika vertikal adalah
matematika formal.
Apabila ada yang
menemukan maka matematika realistic strukturnya menjadi empat yakni, matematika
konkret, model formal, dan matematika model formal.
Metode matematika
saintifik ada lima struktur, yaitu mengamati, mencoba, menanya, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan.
Bila kita berbicara
struktur sebagai sesuatu yang ada maka itu metafisik atau ontologis. Stuktur
bisa menjadi sesuatu epistimologis, bisa menjadi aksiologis. Secara ontologi
struktur bisa dibuat tiga yakni yang ada, diatasnya mengada, dan diatasnya
pengada.
Pengada tidak mungkin
apabila tidak ada mengada dan tidak ada yang ada. Yang ada tidak mungkin bila
tidak ada pengada. Jadi, seseorang bisa
dikatakan mahasiswa apabila seseorang itu mengada seperti membuat tugas,
mengikuti kuliah. Oleh karena itu, hidup adalah ada, pengada, dan mengada.
Tidak ada awal da nada
awal adalah karena pikiran manusia. Immanuel Kant bisa membuktikan sekaligus
dengan kata-kata dan kalimat secara sintetik bahwa ada dan tidak ada bisa
dibuktikan sama-sama benar dan sama-sama salah atau bisa dibuktikan sama-sama
ada dan sama-sama tidak ada, karena untuk menunjukkan itulah pikiran manusia
yang sifatnya terbatas. Maka pikiran manusia juga bisa mengatakan pikiran ada
akhir dan tidak ada akhir.
Dalam spiritual akhir itu
adalah kiamat. Manusia mengatakan tidak ada akhir karena pikiran manusia
terbatas. Apabila ingin paham maka filsafat adalah baca, membaca, dan baca dst,
sehingga Anda akan mengerti diri Anda dan kedudukan Anda.
Struktur berikutnya
dari perkembangan manusia ada tiga yaitu spiritualita, diatasnya metafisik,
diatasnya positif (oleh Aguste Comte).
Isme meliputi semuanya.
Karena manusia bersifat terbatas maka secara ontologis memiliki potensi.
Positifism yakni
menciptakan ilmu-ilmu baru di dunia. Struktur dunia sekarang adalah mulai dari
arkhaek, tribal, tradisional, fluedal, modern, dan kontemporer. Arkhaek adalah
manusia batu.
Isme adalah diriku.
Saya ingin hidup beribu tahun lagi berarti dia adalah fatalisme. Fatalisme,
materialisme, kapitalisme, adalah dirimu sendiri yang sesuai ruang dan
waktunya.
Ditermin yakni
menentukan. Manusia bersifat menetukan, tumbuh-tumbuhan bersifat menentukan,
binatangpun bersifat menentukan.
Godaan manusia adalah
ketika memiliki kekuasaan. Mas Karmawan yang tidur saja bisa bersifat ditermin.
Maka, tiadalah hidup tanpa ditermin, tetapi apabila sudah diterminisme
(pusatnya daripada ditermin) contoh orang yang suka menentukan nasib-nasib
orang, kalau ada orang senang benci, marah dsb.
Kita bisa membangun
moral dari sisi filsafat yakni membangun sesuai dengan porsinya.
Struktur pengetahuan
manusia ada struktur pengalaman dan struktur rasio. Pengalaman ada dua yakni
sintetik dan a posteriori, sedangkan rasional juga ada dua yakni anlitik dan a
priori.
Filsafat ada
metafisiknya yakni diatas kualitatif, sedangkan kualitatif diatas kuantitatif.
Kualitatif saja ada unsur banyak, ada unsur kreatif, ada dinamis, ada
fleksibel. Ada unsur baru, ada unsur
lengkap, ada unsur mengulangi, ada unsur trianggulasi dst.
Filsafat ada unsur
metafisiknya. Terangkum dari metode filsafat adalah hermenentika. Hermenetika
adalah interaksi antara unsur-unsurnya yang berjalan di dalam ruang dan waktu.
Metode filsafat
Immanuel Kant yaitu memurnikan menggunakan pikiran murni. Pikiran murni berarti
pikiran yang tidak terkomintasi oleh
motif. Unsur dari pikiran murni adalah sintetik, a posteriori, analitik, dan a
priori.
Sintetik apabila objek
di luar pikiran adalah hubungan antar kejadian. Sintetik adalah hukum sebab
akibat dari kejadian. Tetapi ternyata, kejadian adanya hanya bisa dipikirkan
sebab ketika kamu tidur maka tidak ada kejadian di luar pikiran.
Kejadian-kejadian dalam
filsafat bisa terjadi dalam pikiran kita. Jadi, pikiran kita itu bersifat
isomorfis berada dunia. Sebenar-benar dunia adalah pikiran, sebenar-benar
filsafat adalah pikiran.
Sintetik secara
filsafat dapat didefinisikan atau dapat dimengerti sebagai hubungan sebab
akibat dari antar persepsi. Wujudnya adalah pembahasan.
Matematika yang ditulis
adalah salah dan yang benar adalah ada dipikiran kita masing-masing, karena A=A
itu hanya terjadi dipikiran kalau didalam realita atau tulisan A=A ada A kiri
dan A kanan.
A=A+10 didalam realita
juga salah, didalam pikiran juga salah, hanya benar apabila diterangkan.
Hidup adalah
diterangkan itu adalah hermenetika yakni perlu diterangkan. Jadi, sintetik
adalah hubungan antar persepsi, contoh ketika Anda disintetikkan.
Sebenar-benar ilmu
adalah terjadi bantah-membantah diantara konsep-konsep yang ada di dalam
pikiran.
Logos berarti terjadi pertentangan di dalam pikiran. Semakin banyak
pertentangan di dalam pikiran maka semakin banyak ilmu yang akan didapat. Tetapi
jangan sekali-kali pertentangan terjadi di dalam hati, sebab itu adalah godaan
dari seekor syaiton (naudzubillah min dzalik).
Semakin tua semakin bertambah dan
semakin berkurang. Tidak ada kebodohan dalam filsafat kecuali orang yang tidak
tahu ruang dan waktu.
Sebenar-benar tata krama
dan sopan santun adalah ilmu yang paling tinggi. Setinggi-tinggi ilmu
dikalahkan oleh motifnya.
Kuliah ditutup dengan
membaca doa sesuai kepercayaan masing-masing.
Komentar
Posting Komentar