Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Kesembilan Bersama Dosen Pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Selasa, 27 April 2021 merupakan kuliah pertemuan kesembilan mata kuliah filsafat ilmu untuk Program Studi Pendidikan Matematika Intake 2020/2021 kelas D.
Kuliah dibuka dengan
berdoa bersama menurut keyakinan masing-masing, lalu dosen mengingatkan untuk
mengisi daftar hadir di whatsapp dan juga online.
Perkuliahan diawali
dengan menonton atau meriview sebuah video pembelajaran oleh seorang mahasiswa
Sarjana yang bernama Ayundha Dwi Ariskha yang bertema Menentukan Akar-akar
Persamaan Kuadrat dengan Kuadrat dan Rumus Kuadratik (rumus ABC) Kelas IX SMP.
Pembahasan pada
pertemuan ini yaitu menemukan sisi filsafat yang terdapat pada materi
Menentukan Akar-akar Persamaan Kuadrat dengan Kuadrat dan Rumus Kuadratik
(rumus ABC) Kelas IX SMP. Berikut beberapa sisi filsafat yang diungkap di
dalamnya :
Matematika terdapat dua
macam jawaban, yakni bisa terlalu luas dan terlalu sempit. Pentingnya konsep
dalam matematika yaitu konsep terlalu sempit dan konsep terlalu luas.
Konstruktivisme yaitu
pada langkah-langkah pembelajaran.
Kompetensi.
Ketidaktahuan.
Sketisicism yakni guru
meragukan jawaban siswa, sehingga siswa berinisiatif memverifisikasi jawaban
kembali
Konsep di dalam
persamaan kuadrat
Siswa mencoba bernalar
dan berpikir karena guru sudah menjadi fasilitator dengan menyediakan LKDPD
sehingga siswa berusaha untuk berkonstruk sendiri pengetahuannya melalui LKDPD
tersebut.
Bagaimana guru membangun
cara berpikir matematika siswa, awalnya diberikan apersepsi, lalu mengamati
(membangun pola pikir).
Konsep ada dibenak
siswa. Ilmu turun kehati yakni spiritualitas.
Peserta didik
difasilitasi agar dapat mengaitkan konsep sebelumnya dengan materi yang akan di
ajarkan.
Sebenar-benarnya
membangun adalah diri saya sendiri.
Cara berpikir deduktif.
Guru ingin mengetahui
hambatan epistimologis siswa, guru ingin mengetahui bagaimana siswa dalam
menentukan konsep dan langkah-langkah untuk menentukan akar-akar persamaan
kuadrat.
Matematika adalah
epistimologisnya filsafat, karena matematika dalam rangka untuk mencari
kebenaran dan metode mencari kebenaran epistimologis.
Kegiatan belajar
mengadakan yang mungkin ada menjadi ada dipikiran siswa dengan usaha guru
memfasilitasi siswa supaya lebih seperti penyediakan LKPD dan sebagainya.
Wadah da nisi, untuk
wadah adalah pendekatan saintifik untuk isi adalah materi akar-akar persamaan
kuadrat.
Jadi, tidak satu pun
unsur yang terbebas dari objek filsafat, walaupun tidak semuanya bisa ditanya
dan tidak semuanya bisa dijelaskan. Tidak semua filsafat bisa ditanya dan
dijelaskan, tetapi apabila menjadi objek boleh, karena objek filsafat meliputi
yang ada dan yang mungkin ada.
Sebetulnya
menghubungkan filsafat ke pembelajaran langsung itu cukup jauh, tetapi semampu
dan sebatas akal pikiran manusia yang berusahan menggunakan, memahami, dan
mengungkap sebuah kemampuan.
Didalam video
pembelajaran tersebut sebenarnya memiliki fenomena terbaru yang dihadapi oleh
semuanya tanpa terkecuali diseluruh dunia yakni mencari solusi untuk menjunjang
pembelajaran saat ini yang menggunakan sebuah teknologi yang belum ada
sebelumnya. \
Ada yang jelas-jelas
tetap yaitu bahwa filsafat turun ke paradigm bahwa student center berorientasi
kepada siswa apapun keadaannya baik dalam keadaan pandemi maupun masa damai.
ttudent center tetap relevan. Yang menjadi kendala dan godaan dari semua orang
bahkan seluruh dunia adalah pembelajaran matematika yang masih berpusat pada
guru atau teacher center.
Filsafat dari teacher directed
adalah diterminisme atau menentukan. Dan juga sebenar-benar hidup tidak mungkin
tidak ditermin. Sadar atau tidak sadar seseorang bisa menjadi ditermin. Memilih
jilbab ditermin, mendengarkan ditermin. Ciri-ciri orang otoriter adalah sangat
tinggi diterminnya. Orang pendendam adalah orang diterminis, berpuasa termasuk
menurunkan tensi, menurunkan energi karena sama halnya mengurangi diterminisme.
Semua orang, binatang, tumbuhan, batu pun bisa melakukan diterminasi, maka
orang yang cerdas secara filsafat adalah melakukan diterminasi sesuai ruang dan
waktu hak dan kewajibannya.
Dalam filsafat
konstruktiv lebih berat dalam psikologi dari psikologi kemudian turun ke
psikologi pendidikan. Tetapi dalam filsafat tersembunyi atau implisit.
Konstruktivisme itu ada di dalam karya Immanuel Kant yakni The Critique Of the
Pure Reason. Karena Immanuel Kantr bermaksud membangun teori bagaimana kofnitif
itu bisa dibangun atau membangun teori tentang membangun kognisi. Immanuel Kant
menemukan bahwa membangun kognisi itu diperlukan konsep pikiran murni.
Pikiran murni ada empat
unsur yaitu sintetik, a posteriori, analitik, dan a priori. Jadi, membangun
dari sisi pikiran murni bisa dengan cara sintetik, contoh ketika membuat tesis
yakni di pembahasan. Pembahasan itu konsep segitiga. Konsep segitiga itu
sintetik, pertama adalah temuan yaitu mengadakan riset dan kedua adalah temuan
dari peneliti yang lain, dan ketiga adalah penliti yang lain. Konsep segitiga
dikembangkan menjadi konsep segiempat dan seterusnya.
Sintetik adalah hukum sebab
akibat, hubungan peristiwa di dalam realita yang dihubungkan oleh hukum sebab
akibat. Dari sintetik kemudian masuk ke dalam pikiran yakni hubungan antara
persepsi.
Skema adalah sintaks,
sintaks itu struktur tetap dan struktur yang berjalan. Struktur tetap yakni ada
wadah ada isi, ada bentuk ada substan, ada rumus ada contoh, sedangkan struktur
yang berjalan yang paling sederhana adalah tadi, sekarang, nanti, juga input,
proses, output. Sedangkan yang komples berdasarkan teori adalah pendahuluan,
isi, inti, dan penutup. Di dalam kegiatan inti ada yang bersifat metode
saintifik.
Sintaks dari metode
saintifik adalah banyak istilah, di Jepang dikenal dengan scenario
pembelajaran, dalam mikro teaching istilahnya rantai kognitif. Menurut Prof
Marsigit adalah skema pengembangan konsep. Ada juga learning trajecthory.
Setiap pembelajaran harus memiliki sintaks.
Psikologi ada Vygotsky,
Vygotsky yakni memberi bantuan, jadi psikologi alat bantu adalah memberi
bantuan yang tepat. Memberi bantuan bersifat sintetik, sintetik itu membantu
yakni membantu keadaan kesatu dan keadaan kedua kemudian akan terjadi keadaan
yang baru yang telah terbantu.
Membantu sebagai alat
atau media, alat atau media itu dalam filsafat adalah ruang. Jadi alat bantu
itu menyediakan ruang, ruang itu filsafat, kalau diturunkan dalam psikologi
menjadi konteks. Alat bantu memperjelas konteks.
Secara psikologi
konteks ada dua yaitu terhubung dan siap. Supaya siap maka dihubungkan. Konteks
juga menyediakan ruang dan waktu. Dalam metafisik ruang adalah waktu dan waktu
adalah ruang, karena tiada ruang tanpa waktu dan tidak ada waktu tanpa ruang.
Jadi, media pembelajaran ternyata menjadi ruang secara filsafat turun ke bawah
menyediakan konteks, memberikan konteks. Konteks dalam rangka agar bisa berinteraksi.
Interaksi adalah sintetik.
Di dalam realitas
sintetik interaksi antara benda-benda naik ke pikiran sehingga interaksi adalah
pikiran, karena tidak realitas tanpa pikiran. Semua yang ada terdapat di dalam
pikiran.
Untuk belajar
matematika adalah peserta didik harus mempunyai kesadaran yang tinggi, yang
penuh, tidak bisa belajar matematika tertidur begitu juga filsafat, kecuali
sakit.
Kemudian perubahan
paradigm dalam pembelajaran itu ada kegiatan evaluasi. Apabila kita melihat
fenomena pembelajaran tidak bisa single event atau event tunggal. Paradigm
artinya adalah mengembangkan sebuah assessment. Filsafat assessment adalah
diterminasi (diterminisme). Menghakimi seseorang berarti menentukan, misal saya
menentukan kamu memperoleh nilai A.
Hidup memerlukan
ditermin. Tetapi harus diatur keseimbangannya. Oleh karena itu, diterminisme
sangat penting dipelajari dalam filsafat.
Mencatat filsafatnya
adalah melengkapi, melengkapi lawan dari mengurangi, mengurangi adalah reduksi,
di dalam filsafat terdapat aliran reduksionisme, ada paham reduksionisme, ada
fenomena reduksionisme yaitu mengurangi. Kodrat manusia, hidup itu mengurangi
sekaligus menambah.
Prof Marsigit
menciptakan filsafat baru yaitu tambahisme atau melengkapisme, lengkapisisme.
Mencatat yakni reduksionisme.
Filsafat memberi tugas
adalah aksi, maka diharapkan siswa itu membuat reaksi. Apabila sudah ada aksi
dan reaksi maka terjadi interaksi. Hidup ini interaksi ada aksi dan ada
interaksi. Aksi adalah tindakan atau filsafat tindakan atau filsafat tindakanisme.
Jadi, hidup adalah interaksi, interaksi dalam rangka untuk membangun harus ada
aksi dan reaksi. Tetapi jangan terjebak di stimulus respon, stimulus artinya
rangsangan dan respon artinya reaksi.
Interaksi merupakan
intisari dari hermenetika, dari metode hidup, orang mengatakan cakra
manggilingan.
Kuliah ditutup dengan
membaca doa sesuai kepercayaan masing-masing.
Komentar
Posting Komentar